Pelatihan Program Pesantren Marjinal BAZNAS

BAZNAS Melatih 35 Mitra Dakwah untuk Sukseskan Program Pesantren Marjinal

01/03/2025 | Amat Setiawan | Editor : Ayu

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI mengadakan pelatihan bagi 35 mitra dakwah di Jakarta dalam rangka mendukung kesuksesan Program Pesantren Marjinal. Program ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial bagi masyarakat dari berbagai lapisan, khususnya mereka yang tergolong marjinal.

Program Pesantren Marjinal akan berlangsung pada 5 hingga 27 Maret 2025 di Jakarta, meliputi berbagai kegiatan pendidikan seperti, pembinaan keagamaan, serta pemberdayaan bagi kelompok marjinal. Kolaborasi antara BAZNAS RI dan mitra dakwah diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif.

Deputi II BAZNAS RI, Dr. H. M. Imdadun Rahmat, M.Si., menyampaikan bahwa program ini ditargetkan memberikan manfaat kepada sekitar 1.500 orang selama bulan Ramadan.

"Spiritnya adalah spirit mengajak semua. Pendidikan dakwah yang kita lakukan adalah pendidikan dan dakwah yang inklusif, sehingga tidak membiarkan mereka yang terstigma oleh sosial di lingkungan mereka terlupakan," ujar Imdadun belakangan ini.

Ia menjelaskan kelompok sasaran program ini mencakup anak jalanan, anak punk, masyarakat miskin kota, pemulung, serta penyandang disabilitas, baik netra, rungu, maupun wicara.

"Kelompok yang masuk dalam kategori marjinal yaitu anak jalanan, anak punk, kelompok miskin kota, kaum pemulung, penyandang disabilitas baik netra, rungu, maupun wicara, yang ditargetkan ada 1.500 penerima program tersebut," tambahnya.

Menurut data yang dimiliki BAZNAS, sekitar 60 persen dari 16.000 anak jalanan di Jakarta belum pernah mendapatkan pendidikan formal. Oleh karena itu, program ini hadir sebagai solusi, khususnya di bulan Ramadan.

"Kita melaksanakan pesantren mobile, pesantren yang datang menyapa mereka dan disertai dengan kegiatan-kegiatan psikososial. Jadi mereka setidaknya dalam bulan Ramadan ini tersentuh oleh pendidikan dan dakwah. Begitu juga dengan anak punk yang mencapai 10.000 orang," Ucap Imdadun.

Selain itu, BAZNAS RI juga akan memberikan pelatihan kewirausahaan serta keterampilan kepada mereka agar memiliki kesempatan untuk mandiri secara ekonomi.

"Begitu juga sekitar 3,5 juta pemulung ada di Jakarta itu ada di bawah garis kemiskinan. Makasih di bulan Ramadhan ini pesantren keliling kota menyapa mereka sekaligus akan memberikan bantuan modal usaha syariah," ungkapnya.

Lebih lanjut, Imdadun menyebut bahwa sekitar 3,5 juta pemulung di Jakarta hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, dalam program ini, BAZNAS akan menyapa mereka melalui pesantren keliling sekaligus memberikan bantuan modal usaha berbasis syariah.

Sementara itu, bagi penyandang disabilitas, berdasarkan data WHO, dari 3,2 juta penyandang disabilitas di Indonesia, hanya sekitar 5 persen yang memiliki akses terhadap pendidikan agama, baik dalam bentuk tulisan braille maupun alat bantu audio. Untuk itu, BAZNAS RI akan mengajarkan mereka membaca Al-Qur’an braille serta mengadakan pelatihan bagi guru mode sensorik.

"Harapan kami, melalui program ini, kita bisa membuka sekat-sekat yang membatasi mereka, sehingga mereka memiliki akses lebih luas terhadap pendidikan dan dakwah Islam," kata Imdadun.

Sebagai bentuk komitmen terhadap inklusi sosial, BAZNAS RI juga menghadirkan juru bahasa isyarat dalam Bimtek ini agar peserta dengan disabilitas dapat mengikuti seluruh sesi dengan optimal. Langkah ini sejalan dengan visi BAZNAS RI untuk menjadikan dakwah lebih inklusif dan merangkul semua kalangan tanpa terkecuali.

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.9